Jumat, 13 Desember 2013

Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah


Tugu Muda Semarangterletak di tengah persimpangan Jalan Pandanaran, Jalan Mgr Sugiopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo. Sebelah Utara Tugu Muda ini terdapat Gedung Pandanaran di sebelah Timur terdapat Lawang Sewu, di sisi selatan berhadapan dengan Museum Mandala Bhakti, serta di sebelah barat Tugu Muda terdapat Wisma Perdamaian, Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah dan Gereja Katedral Semarang
Tugu Muda adalah sebuah monumen yang dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarangmelawan penjajah Jepang. Tugu Muda ini menggambarkan tentang semangat berjuang dan patriotisme warga Semarang, khususnya para Pemuda yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Umumnya dan mempertahankan kota Semarang pada khususnya. 

Sejarah 
Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada lokasi yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai. Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), diprakarsai ide pembangunan tugu kembali,namun karena kesulitan dana, ide ini juga belum terlaksana. 
Tahun 1951, Walikota Semarang, Hadi Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda, dengan rencana pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi tempat terjadinya peristiwa pertempuran lima hari di semarang yakni di pertemuan Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang Sewu seperti lokasi sekarang ini. Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 1951, Gubernur Jawa Tengah Boediono meletakkan batu pertama di lokasi yang baru ini.
Tugu muda diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, oleh Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan reliefpada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro. Batu yang digunakan antara lain didatangkan dari Kaliurang dan Paker.

Arsitektur
Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.
Untuk mempercantik Tugu Muda, dibangunlah sebuah taman yang mengelilingi Tugu Muda. Di taman ini di beri beberapa ornamen supaya tugu muda dapat dijadikann sebagai taman kota, antara lain ada air mancur, lampu-lampu warna putih dan kuning yang akan menambah kesan anggun di malam hari. Pada taman terdapat pohon cemara, duplikasi senjata bambu runcing yang tegak berdiri berjajar sebanyak 5 (lima) buah yang menggambarkan Pertempuran lima hari di Semarang dengan bersenjatakan bambu runcing.
Pada bagian kaki tugu terdapat relief dengan lima buah sangga pilar,yang kecuali dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam relief,juga dimaksudkan sebagai lambang Pancasila
Pada tiap-tiap sangga terdapat hiasan-hiasan yang berbeda satu dengan yang lain yaitu:
  Relief Hongerodeem
Menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang sangat tertindas dan banyak yang menderita kelaparan,hingga hongerodeem atau penyakit busung lapar merajalela di kalangan masyarakat
       Relief Pertempuran
Menggambarkan betapa besar gelora semangat serta keberanian para pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan negara dan bangsanya
  Relief Penyerangan
Melambangkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan
  Relief Korban
Menggambarkan bahwa dalam pertempuran Lima Hari di Semarang, banyak rakyat yang menjadi korban.
  Relief Kemenangan
Menggambarkan hasil jerih payah dan pengorbanan yang telah membasahi kota Semarang

Kalau anda berkunjung ke Semarang, sebaiknya sempatkan waktu untuk mengunjungi dan melihat Ikon Kota Semarng ini...:-)

Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia


Ketika masih kuliah di jurusan Arsitektur, saya sudah ingin sekali mengunjungi ke salah satu bangunan bersejarah yang berciri arsitertur Gothic ( maaf..bukan Goyang Itik...hehe ), terletak di tengah Kota Semarang, Jawa Tengah. Bangunan ini juga termasuk dalam bangunan konservasi yang dilindungi seperti yang tertuang di Surat Keputusan Walikota Semarang no. 650/50/1992 dan Undang Undang no. 5 tahun 1992 yang diperbarui dengan Undang Undang no.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Untuk menuju bangunan ini bisa ditempuh dari berbagai arah dan berbagai cara :
   1. Dari  arah Selatan  kota  Semarang ( dari arah Solo ), turun
       di Sukun  atau  swalayan Ada-Banyumanik terus naik  BRT
       koridor II dan turun di halte Tugu Muda
   2. Dari arah Barat  kota Semarang ( dari  arah Kendal ), turun
       di  Terminal Mangkang  lalu  naik BRT  koridor I  dan turun
       di halte Tugu Muda
   3. Dari arah Timur  kota  Semarang ( dari  arah  Purwodadi ),
       turun di terminal  Penggaron  lalu  naik BRT koridor I  dan
       turun di halte Gereja Katedral atau halte Tugu Muda.
   4. Dari arah  Utara  kota  Semarang ( dari  arah  Demak  atau
       Kudus), turun  di  terminal Terboyo  lalu  naik BRT koridor I
       dan turun di Tugu muda
Bangunan yang dibangun pada 1904 sampai 1907, dulunya bernama Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij ( NIS ) atau Jawatan Kereta Api yang berada di Wilhelminaplein ( sekarang: bundaran Tugu Muda). Disebut LawangSewu dikarenakan bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar yang besarnya lebih mirip pintu (jawa: Lawang )
Pada masa perjuangan kemerdekaan yaitu pada pertempuran 5 hari di Semarang (14 - 19 Oktober 1945 ), bangunan ini pernah menjadi lokasi pertempuran hebat antara AMKA ( Angkatan Muda Kereta Api ) melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Setelah kemerdekaan, pernah menjadi kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia /DKRI ( sekarang : PT Kereta Api Indonesia ) dan Kantor Badan Prasarana KODAM IV/ Diponegoro.
     Bangunan Lawang Sewu secara arsitektur memang sangat indah dan menarik, tetapi sayangnya yang membuat terkenal dan menarik justru cerita mistis nya. Bahkan ada film yang menceriterakan tentang mistis dan angkernya nya bangunan ini dan ada juga siaran TV swasta nasional yang mengadakan siaran  Uji Nyali dengan lokasi di sini. 
Sebelum dipugar, bangunan ini tidak terawat dan tertutup untuk umum, tetapi setelah dipugar tempat ini menjadi kelihatan bersih dan mulai dibuka untuk umum.
     Dengan dibuka nya tempat ini untuk umum, berarti terbukalah kesempatan saya untuk mewujudkan keinginan untuk bisa mengunjungi bangunan ini, sekaligus membuktikan tentang cerita mistis yang sering dihembuskan oleh banyak media dan paranormal.
Setelah sebelumnya membuat janji dengan petugas yang berjaga di LawangSewu, sekitar jam 21.30 saya tiba di lokasi.  Tujuan pertama saya adalah menikmati keindahan arsitektur gothic nya dengan mengelilingi komplek bangunan, setelah cukup puas menikmati keindahan bangunan, maka saatnya ke tujuan ke dua yaitu ke ruang bawah tanah yang kata banyak orang banyak hantu nya.......:-D
Saat itu waktu sudah menunjukkan sekitar jam 23.00, setelah sebelumnya memakai sepatu boots dan ditemani seorang pemandu, mulailah penjelajahan ruang bawah dari bangunan LawangSewu. Dari pemandu yang saya lupa namanya ( maaf ya mas...:-D ), meluncurlah banyak informasi tentang sejarah ruang bawah tanah ini.
     Ruang bawah tanah dari bangunan LawangSewu yang terdiri dari 8 ruangan bagian kanan dan 8 ruangan bagian kiri. Setiap ruangan terdiri dari 16 kotak kolam berukuran 1,5 x 1,5 meter dan dalam sekitar 60 cm, pada awal berdirinya digunakann sebagai ruang penyimpanan air yang sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyejuk bagi ruangan ruangan di atas nya, sehingga semua ruangan di LawangSewu walaupun tidak memakai AC akan tetap terasa sejuk, meski suhu diluar bangunan sangat panas.
   Ketika jaman penjajahan Jepang, ruang ini berubah fungsi menjadi Penjara Bawah Tanah. Dimana 5 -9 orang dimasukkan dalam sebuah kotak kolam kemudian diisi air sebatas leher dan ditutup pintu besi. karena banyaknya yang ditangkap maka Jepang juga membuat penjara berdiri yang jumlahnya cukup banyak, dimana mereka berdesakan berdiri kemudian ditutup pintu besi sampai mereka mati. Jika dalam seminggu, yang mereka masih hidup ( penjara jongkok maupun berdiri ), maka kepala mereka akan dipenggal dalam ruangan khusus dan mayat nya dibuang di sungai sebelah gedung ( kali Semarang ).
   Perjalanan berkeliling di ruang bawah tanah sangatlah menarik, karena ternyata bangunan LawangSewu disamping memiliki Arsitektur yang indah juga memiliki Fisika Bangunan dengan teknik yang hebat dan ramah lingkungan. Salut dan salam hormat untuk Prof. Jacob F. Klinkhamer ( TH Delft ) dan B.J. Quendag yang meng-arsitek-i bangunan ini..Hebat sekali pemikiran dan rancangan anda...:-)
Tidak terasa waktu sudah hampir jam 01.00, tapi...mana hantu nya yaa???? jangan kan nongol, ngintip aja juga kagak.....
Karena sudah larut malam, mending cari kopi di taman Tugu Muda aja dech.., yang terletak di seberang jalan dari gedung LawangSewu....
Ayo.....datang aja  ke LawangSewu, kota Semarang....:-D

Jumat, 18 Oktober 2013

Jembatan BARELANG, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

Jembatan Barelang adalah jembatan yang merupakan kebanggaan masyarakat Pulau Batam. Jembatan Barelang terdiri dari 6 Jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dengan 6 Pulau lainnya yang masih berada di bawah Otorita Pemerintah Kota Batam, yaitu : 
(1) Pulau Batam
(2) Pulau Tonton
(3) Pulau Nipah
(4) Pulau Setoko
(5) Pulau Rempang
(6) Pulau Galang
(7) Pulau Galang Baru.
Nama BARELANG merupakan singkatan dari nama 3 Pulau Besar dilalui 6 Jembatan tersebut yaitu Pulau BAtam, Pulau REmpang dan Pulau GaLANG
Jembatan Barelang, khususnya Jembatan Pertama yang menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton ini telah menjadi LandMark atau Ikon Kota Batam, sehingga banyak logo Instansi Pemerintahan maupun Swasta Kota Batam mengambil bentuk dari Jembatan Barelang. Pada umumnya, menurut pengertian Warga Batam ataupun Wisatawan, Jembatan Barelang adalah Jembatan Pertama yang menghubungkan Ketujuh Pulau yang dimaksud. Karena Jembatan Pertama adalah Jembatan termegah dan terpanjang diantara Jembatan-jembatan lainnya. Jembatan yang pembangunannya diprakarsai oleh Bapak B.J. Habibie saat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) ini dibangun pada tahun 1992 hingga selesai pada tahun 1998. Setiap Jembatan memiliki namanya sendiri yang diambil dari nama para Raja-raja Melayu Riau yang pernah berkuasa pada abab 15 - 18 Masehi. Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai keenam Jembatan yang membentuk Jembatan Barelang tersebut :
Jembatan I : Jembatan Tengku Fisabilillah
Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton ini memiliki Panjang  642 Meter, bentang 350 Meter dan tinggi 38 Meter. Jembatan I Barelang ini merupakan Jembatan yang paling ramai dikunjungi baik dari Warga Batam sendiri maupun dari Wisatawan Luar dan Dalam Negeri karena merupakan Jembatan Termegah diantara kelima jembatan lainnya. Selain menikmati keindahan bangunan Jembatan, keindahan alam sekitarnya juga merupakan poin bagi Jembatan tersebut.
Jembatan II : Jembatan Nara Singa II
Jembatan ini menghubungkan Pulan Tonton dengan Pulau Nipah ini memiliki Panjang 420 Meter, bentang 160 meter dan  ketinggian 15 Meter.
Jembatan III : Jembatan Raja Ali Haji
Jembatan ini menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setoko dengan panjang Jembatannya 270 Meter, bentang 45 Meter dan Tingginya 15 Meter.
Jembatan IV : Jembatan Sultan Zainal Abidin
Jembatan ini adalah Jembatan yang menghubungkan Pulau Setoko dengan Pulau Rempang dengan panjang Jembatan 365 Meter, bentang 145 Meter, dan Tinggi 16,5 Meter.
Jembatan V : Jembatan Tuanku Tambusai
Jembatan ini memiliki panjang 385 Meter, bentang 245 Meter dan Tinggi 27 Meter, menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang. Di Pulau Galang ini terdapat Tempat Pengungsian Vietnam (Camp Vietnam) yang dijadikan sebagai tempat wisata sejarah dan juga tempat wisata alam Pantai Melur yang ramai dikunjungi oleh Warga Batam saat menikmati waktu liburan.
Jembatan VI : Jembatan Raja Kecil
Jembatan terakhir dalam Rangkaian Jembatan Barelang adalah Jembatan ini yang memiliki panjang 180 Meter, bentang 45 Meter dan Tinggi 9,5 Meter. Jembatan Raja Kecil ini menghubungkan Pulau Galang dengan Pulang Galang Baru.

Obyek wisata ini merupakan salah satu pilihan destinasi ketika anda berkunjung ke Pulau Batam. Akan terasa kurang kalo anda berkunjung ke Pulau Batam, tanpa mengunjungi tempat yang merupakan Landmark atau Ikon nya....

Jumat, 11 Oktober 2013

Vihara Maitreyawira, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

Maha Vihara Duta Maitreya yang berada di Sei Panas - Pulau Batam,  merupakan vihara Maitreya terbesar di Asia Tenggara. Dengan luas lahan 4,5 hektar, Vihara Duta Maitreya dibangun tahun 1991. Sesuai namanya, vihara ini memiliki nilai religius yang sangat kental sesuai pesan Buddha Maitreya, yaitu pesan cinta kasih semesta.
Hampir di setiap sudut gedung ditemukan arca Buddha Maitreya yang memiliki postur tubuh tinggi lebar, telinga padat dan perut gendut, berkepribadian lugu dan senantiasa tertawa lebar. Menurut Pandita Liyas, Kepala Bidang Sekretaris, Kerohanian, Pendidikan dan Seni Budaya Maha Vihara Duta Maitreya Batam, "Sesuai nama, di hampir setiap sudut Vihara Maitreya terdapat arca Buddha Maitreya dengan senyumnya yang lebar. Begitu dipandang, terasa nuansa hidup yang menyambut hangat, seolah-olah Maitreya berkata: Welcome to the loving world. Ia menuntun semua manusia memasuki dunia baru, hidup dengan damai dan bahagia".
Selain arca Buddha Maitreya, di vihara ini juga terdapat arca buddha lainnya, seperti arca Buddha Gautama, Dewi Kwan Im, Satya Kalama, Amitabha, Baisajyaguru, dan lainnya. Arca tersebut tersebar di berbagai bagian vihara dengan kekhasannya masing-masing.
Di vihara ini terdapat 5 graha yaitu 
1. Graha Maitreya yang merupakan graha dengan fungsi utama, tempat umat Maitreya melakukan kebaktian tiga kali sehari kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buddha Maitreya dan para Buddha/Bodhisatva. Graha ini memiliki daya tampung 2.000 orang.
2. Graha Patriat, merupakan graha bakti puja kepada para Buddha yang sekaligus berfungsi sebagai aula pendidikan dan pelatihan serta Dharmasala.
3. Graha Sakyamuni (Sidharta Gautama), merupakan graha kebaktian kepada Hyang Buddha Gautama, Buddha Amitabha, Buddha Baisajyaguru, Bodhisatva Manjusri dan Bodhisatva Samantabhadra.
4. Graha Budhha Avalokitesvara, merupakan graha bakti puja kepada Bodhisatva Avalokitesvara,
5. Graha Budha Satya Kalama. Graha Satya Kalama ini merupakan graha bakti puja kepada Bodhistva Satya Kalama.
 Selain memiliki graha, di kawasan ini juga terdapat sekolah, mulai dari pra play group, TK, SD, SMP dan SMA. Di sekolah ini, selain mengikuti kurikulum nasional, siswanya diajarkan tiga bahasa wajib, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Khusus siswa SMP kelas 1, 2 dan 3 mereka diasramakan yang kemudian dibina untuk pembentukan karakter dan sikap. Menurut Pandita Liyas, "Siswa SMP kita inapkan di asrama, 24 jam mereka dipantau oleh guru pendamping. Mereka mengikuti penataran dan pelatihan sikap mandiri dan bersosialisasi dengan sesama. Dengan harapan saat keluar nanti mereka lebih memiliki jiwa sosial yang tinggi, berbudi pekerti, dan mandiri". Setelah sukses dan mendapat sambutan baik dari orang tua siswa, sistim pembinaan juga akan diterapkan untuk siswa SMA yang rencananya akan dimulai tahun 2011 ini.
 
"Vihara Maitreya merupakan centre kesenian kasih alam, setiap tahun telah memiliki kalender tetap bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Imlek kemarin kita menggelar open house vegetarian food yang dihadiri lebih dari 20.000 orang, dan penutupan imlek nanti atau cap go meh, Vihara Maitreya menggelar serangkaian kesenian yang bernuansakan tionghoa, pendidikan, moral dan kasih alam berupa tari-tarian, drama dan tembang rohani," lanjut Pandita Liyas.
 



Kamis, 05 September 2013

IKEA, Singapura

IKEA adalah swalayan furniture yang super lengkap, karena hampir semua barang perabot rumah tangga yang dibutuhkan, terseda disini. Konsep penjualannya juga tergolong unik, karena furniture yang dijual di-display dengan cukup menarik dan masing furniture disetting sesuai fungsi nya, sehingga disini kita bisa melihat contoh interior berbagai ruangan dan ukuran, seperti : ruang tidur, ruang keluarga, dapur, kamar mandi, furniture anak dan lain lain, lengkap dengan furniture yang ter-setting didalamnya. Di IKEA juga bisa ditemukan peralatan rumah tangga lain, seperti : alat kebun, alat masak dan semua peralatan rumah tangga. 
Apabila capek setelah keliling melihat lihat dan ingin istirahat, di sini disediakan juga Restaurant untuk melepas capek, dahaga dan lapar anda...:-) 
IKEA di Singapura terletak di dua tempat, yaitu :
1. Di Jalan Alexandra ( 317 Alexandra Road, Singapora 159965 )
     Contact information:
     317 Alexandra Road, Singapore 159965
     tel: 6786 6868
     fax: 6474 3200
     Normal opening hours (some                  exceptions apply):
     Open daily: 10 a.m. to 10 p.m.
 2. Di Jalan Tampines ( 60 Tampines North Drive 2, Singapore 528764 )
Contact information:
60 Tampines North Drive 2, Singapore 528764
tel: 6786 6868
fax: 6786 8888                                                  normal opening hours (some exceptions apply):
Open daily: 10 a.m. to 11 p.m.
 
Klo lagi dolan ke Singapore, coba aja mampir ke sini...Mungkin ada tambahan pengetahuan dan manfaat yang akan diperoleh....:-)

Merlion Park, Singapore

Merlion Park adalah taman dimana ditempatkan patung Merlion, yang  merupakan brand dari Singapura, terletak di mulut sungai Singapura, One Fullerton, dekat dengan Area Central Business District ( CBD ) Singapura. Di taman ini ada 2 buah Merlion, yaitu yang besar setinggi 8,6 meter dan yang kecil setinggi 2 meter.
Merlion adalah patung berkepala singa dengan badan seperti ikan. Namanya adalah gabungan dari Mermaid ( Ind : ikan duyung ) dan Lion ( Ind : Singa ). Merlion yang dirancang oleh Fraser Brunner untuk Badan Pariwisata Singapura ( STB ) pada tahun 1964 dan dipergunakan sebagai logonya sampai tahun 1997. Patung ini dibangun dari campuran semen oleh Lim Nan Seng, seorang seniman Singapura, pada November 1971 sampai dengan Agustus 1972 dan diresmikan pada 15 September 1972 oleh Perdana Menteri Lee Kuan Yew.
     Ketika Esplanade Brige ( Jembatan Esplanade ) selesai dibangun, pandangan patung tertutup dari Marina Bay Waterfront, sehingga patung tersebut dipindahkan ke lokasi seperti saat ini pada tanggal 23 April 2002 dan selesai pada 25 April 2002, dimana lokasi sekarang terletak berdekatan dengan hotel terkenal One Fullerton.  
     Menurut Badan Pariwisata Singapura, hewan berkepala Singa dan bertubuh Ikan ini mengingatkan akan kisah tentang Sang Nila Utama, yang melihat seekor singa ketika berburu  sebuah pulau  alam perjalanannya ke Malaka. Pulau itu kemudian terkenal sebagai pelabuhan Tamasek yang kemudian menjadi Singapura.
Di Negara ini, ada 5 Merlion resmi yang disetujui oleh Badan Pariwisata Singapura, yaitu :
  • 2 buah di Merlion Park ( 1 buah Besar dan 1 buah Kecil )
  • 1 buah di Pulau Sentosa, Sebuah Replika yang lebih tinggi.
  • 1 buah di Gunung Faber
  • 1buah di Torism Court di Orchad Spring Lane
Klo Anda berkunjung ke Singapura, sangat tidak afdol klo tidak mengunjungi tempat yang merupakan Brand dari Singapura ini........:-)

Jumat, 30 Agustus 2013

Cimory - Bawen, Kab. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Ketika perjalanan dari Semarang ke Solo, sesampai di daerah Bawen, saya melihat seekor sapi yang montok dan sexy  lagi "nongkrong" di atap sebuah restaurant, seperti sapi di pasar Sunggingan, Boyolali tuh...:-) 
Selintas terpikir, wah itu sebuah strategi promosi yang cukup jitu.. Karena penasaran, saya berhenti sebentar untuk melihat dan disitu tertulis nama restaurannya yaitu Cimory..Lho, koq namanya seperti nama sebuah resto di daerah Puncak- Bogor??
Klo melihat logo dan tulisannya sich emang sama, tapi apa Cimory di Jalan Raya Sukarno Hatta, Bawen, Kab. Semarang ini sama  dengan yang di Puncak - Bogor ya??
Penasaran pengin mencoba tapi mengingat ada keperluan penting di Solo, terpaksa saya tunda rasa penasaran itu...,Awas kamu ya!!! Tunggu kedatanganku...
Selang waktu seminggu, dengan tekad bulat, semangat 45 maka saya maju tak gentar dan maju perut pantat mundur menuju lokasi. Setelah parkir, seekor sapi menyambut di pintu masuk. Mooooo........
Ketika menuju restaurannya ada sapi yang menyambut juga, di taman juga makin banyak sapi yang menyambut dengan bergaya seperti model dan peragawati. Bahkan ada yang rela dan mau di naiki lho... Tapi itu semua cuma KW alias patung dan mainan koq....:-D..
Sapi asli hanya ada di kandang yang terletak di bagian paling belakang dari restauran dan dekat dengan kebun binatangnya. Ada Kelinci, Merak dan Rusa.
Karena ada yang mulai mengadakan demo dan konser musik keroncong alias mulai kelaparan, saya menuju sasaran berikutnya yaitu restauran. 
Ehh, ternyata harga nya gak mahal dan rasanya lumayan juga lho...
Rasa penasaran sudah terlunasi, demo dan konser musik keroncong juga sudah tertangani, brarti saatnya pulang...tp sebelum pulang mampir dulu ke swalayannya dulu..Yang istimewa disini adalah tersedia aneka susu, dari yang susu segar aneka rasa sampai yang susu olahan, seperti yogurt, cheese, cream cheese. Yang tidak tersedia disini adalah susu yang jualan...hehehehe
Klo bapak ibu, mas mbak, agan sista, boz biz ( hehe.. ) melewati daerah ini, tidak ada salahnya untuk mampir dan mencoba makanan dan menikmati suasananya....Klo tidak puas ya diulangi lagi aja.....heheheh...:-D



Pantai Indrayanti atau Pulang Syawal ( Pulsa ), Gunung Kidul, Yogyakarta

Pantai Indrayanti atau Pantai Pulang Syawalatau Pantai Pulsa adalah salah satu pantai yang berada di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul ( Timur ), Daerah Istimewa Yogyakarta dan bersebelahan dengan Pantai Sundak. Penyebutan nama Pantai Indrayanti sempat menjadi kontroversi karena Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran yang terpampang di depan cafe dan restoran miliknya, sehingga banyak masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul memberi nama Pantai Pulang Syawal atau Pantai PulSa. Namun nama Pantai Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pantai Pulang Syawal. Terlepas dari pro dan kontra, mari kita membahas mengenai obyekwisata pantai ini aja yaa... :-)
Untuk menuju Lokasi ini, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Kota Yogyakarta. Setelah sampai di Wonosari ada 2 jalan menuju pantai ini:
1.      Melalui jalur Selatan yang melewati  Pantai  Baron, Pantai  Kukup, Pantai 
      Krakal, Pantai Sundak dan ke timur sampai ke lokasi.
2.      Melalui pertigaan dari  Wonosari  mengambil jalur  ke kiri  arah  ke  Pantai 
      Sundak, Pantai Siung dan Pantai Wediombo.
Jalan menuju lokasi Pantai sudah cukup baik tetapi harus berhati - hati karena medan yang naik turun melewati Perbukitan Sewu. Untuk sampai lokasi, harus menggunakan kendaraan pribadi karena belum ada kendaraan umum yang melayani rute tersebut.
Pengelola Pantai disini terlihat mencoba konsep yang berbeda dari pantai – pantai yang ada di Kabupaten Gunung Kidul yaitu dengan memberikan sentuhan modern ala pantai di Bali. Hal ini bisa terlihat dari penataan lokasi pantai dan sarana prasarana yang disediakan. Restoran dan Cafe tertata rapi di sepanjang pinggir pantai, payung warna warni yang bisa disewa berada di tepi pantai, JetSky yang bisa di sewa, Cottage yang ( saat ini ) berjumlah tujuh terletak di sekitar pantai, kios dan bagi yang mau membawa oleh-oleh, di lokasi ini juga terdapat toko dan kios souvenir khas pantai ini. Fasilitas umum seperti Parkir, Mushola dan Toilet  juga bisa ditemukan di oantai ini.
     Di Pantai ini, wisatawan akan dimanjakan dengan pasir Putih yang membentang dari timur ke barat dan juga dengan keindahan dan kebersihan sepanjang garis pantai ini. Pantai ini benar-benar di jaga kebersihannya jadi....bagi sobat yang suka buang sampah sembarangan, silahkan sediakan uang 10 ribu yang banyak, karena pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar 10 ribu untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan...... :-D
     Tiket untuk masuk ke lokasi adalah sebesar 5 ribu, baik untuk mobil atau minibus. Harga makanan di restoran atau cafe yang menyediakan menu seafood dan ayam bakar/goreng serta minuman kelapa muda dll, sekitar 10 ribu – 100 ribu. Untuk oleh-oleh, harga bervariasi tergantung jenis nya. Bagi yang ingin menikmati suasana malam di pantai, bisa menyewa Cottage dengan harga 300 ribu - 700 ribu per malam
Apabila sobat-sobat ingin menikmati wisata pantai dengan nuansa sentuhan modern ala di Bali, tidak ada salahnya untuk datang ke Pantai Indrayanti atau Pantai Pulang Syawal atau Pantai Pulsa..... :-)